Memahami Makna Ikhlas Beramal - Keikhlasan sebagai Fondasi Utama
وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ
الدِّيۡنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوا الزَّكٰوةَوَذٰلِكَ دِيۡنُ الۡقَيِّمَةِ
Padahal
mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata
karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Surah
Al-Bayyinah (98:5)
Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani menegaskan, bahwa keikhlasan adalah, fondasi utama dari
diterimanya setiap ibadah. Dalam setiap majelis pengajian di madrasahnya di
Baghdad, beliau selalu menekankan pentingnya ikhlas dalam beramal, sebagai
pokok bahasan utama. Keikhlasan bukan hanya sekedar niat, tetapi merupakan
esensi dari setiap tindakan, yang kita lakukan demi Alloh.
Keikhlasan
sebagai Fondasi Utama
Keikhlasan,
atau ikhlas, dalam konteks Islam, berarti melakukan amal ibadah atau tindakan,
baik semata-mata karena Alloh, tanpa mengharapkan pujian, pengakuan, atau
imbalan dari manusia. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, menegaskan bahwa keikhlasan,
adalah fondasi utama yang menentukan, apakah suatu ibadah diterima oleh Alloh
atau tidak. Tanpa keikhlasan, amal yang dilakukan bisa menjadi tidak bernilai
di sisi Alloh, karena niatnya tidak murni.
Penekanan
pada Keikhlasan di Majelis Pengajian
Dalam setiap
majelis pengajian, yang diadakan di madrasahnya di Baghdad, Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani, selalu menekankan pentingnya ikhlas dalam beramal. Beliau
mengajarkan, bahwa ikhlas harus menjadi pokok bahasan utama, dan inti dari
setiap tindakan kita. Pembahasan tentang ikhlas ini, tidak hanya bersifat
teoritis, tetapi juga praktis, mengajak para murid dan jamaah, untuk
benar-benar menerapkan keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari.
Esensi dari
Setiap Tindakan
Keikhlasan
bukan hanya sekedar niat awal yang baik, tetapi merupakan esensi dari setiap
tindakan, yang kita lakukan demi Alloh. Ini berarti bahwa keikhlasan harus
mewarnai, seluruh proses dari niat, pelaksanaan, hingga penyelesaian amal
ibadah.
Misalnya,
ketika seseorang melakukan shalat, dia harus memulainya dengan niat yang ikhlas,
untuk beribadah kepada Alloh. Selama shalat, dia harus menjaga konsentrasinya,
dan memastikan bahwa tindakannya tetap ikhlas, tidak terganggu oleh keinginan
untuk dipuji oleh orang lain. Setelah selesai, dia tidak mengharapkan pujian,
atau pengakuan atas ibadahnya tersebut.
Pentingnya
Keikhlasan dalam Beramal
Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani, mengajarkan bahwa keikhlasan adalah kunci, untuk mendapatkan
ridha Alloh. Amal ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, akan mendapatkan
keberkahan, dan diterima oleh Alloh. Sebaliknya, amal yang dilakukan tanpa
keikhlasan, hanya untuk pamer atau mendapatkan pujian dari orang lain, akan menjadi
sia-sia di sisi Alloh.
Keikhlasan juga
mengajarkan kita, untuk rendah hati dan tidak sombong. Amal yang dilakukan
dengan niat yang tulus, akan membuat kita lebih focus, pada tujuan utama, yaitu
mencari ridho Alloh, bukan mencari pengakuan dari manusia. Ini membantu kita
menjaga integritas spiritual, dan mencegah kita dari perbuatan riya'. (pamer).
Kesimpulan
Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani, menegaskan bahwa keikhlasan, adalah fondasi utama dari
diterimanya setiap ibadah. Dalam setiap majelis pengajian di madrasahnya di
Baghdad, beliau selalu menekankan pentingnya ikhlas dalam beramal, sebagai
pokok bahasan utama. Keikhlasan bukan hanya sekedar niat, tetapi merupakan
esensi dari setiap tindakan yang kita lakukan demi Alloh. Dengan memahami dan
mengamalkan konsep keikhlasan ini, kita diharapkan dapat menjadi hamba yang
lebih dekat kepada Alloh, mendapatkan ridho-Nya, dan meraih pahala yang
berlipat ganda.
Amin amin amiin Ya Rabbal Alamin.
Komentar
Posting Komentar